Wahai akhwat…
Jagalah
izzahmu. Jangan kau hujam pandangan ikhwan dengan auratmu yang terbuka.
Pakaian yang keluar dari syari’at Islam. Jangan kau gugurkan tawadhu’
mereka dengan candaan-candaan berlebihan yang merendahkan derajat.
Wahai akhwat…
Aurat
yang tak terjaga menjadi senjata syetan untuk memerangi manusia,
memberikan kayu bakar sehingga api terus berkobar dan menghanguskan
keimananmu. Tegakah kamu melihat mereka yang senantiasa menjaga
pandangannya, mereka yang senantiasa menjaga izzah dirinya, menjaga
rasa tawadhu’nya dengan menundukkan pandangannya, dinistai oleh tubuh
tak terhijab.
“Katakanlah
kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan
memelihara kemaluannya; dan janganlah menampakkan perhoasannya
(auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya)…” (QS. An-Nur :31)
Lisan
pun kadang tak terpelihara dari perkataan-peerkataan yang tak
sepantasnya keluar dari mulut seorang aktivis dakwah. Nada-nada manjamu
yang menusuk hati mereka. Luapan perasaan yang diungkapkan tak
dibarengi kesanggupan menanggung konsekwensinya, candaan-candaan yang
menurutnya ringan tetapi menjatuhkan tawadhu’
sang ikhwan, semua perkataan yang dianggap biasa tetapi menjatuhkan
ketawadhu’kan ikhwan. Relakah kamu melihat saudaramu jatuh bahkan futur
dari berdakwah karena ucapanmu?
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Muttafaq alaih)
Wahai akhwat…
Mereka
adalah saudaramu, bantulah mereka menjaga pandangannya, bantulah mereka
menjauhi canda-tawa denganmu, bantulah mereka menegakkan iman mereka
hingga halal bagi kita.
Note: Menanggapi artikel “pesan untuk ikhwan” by Amara
*Nainy*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar