Senin, 30 April 2012

KIRAIN SAYA SUDAH DEWASA, TERNYATA MASIH ANAK-ANAK

Kalau tidak percaya, coba muhasabah kembali apa yang kita lakukan dan apa yang kita rasakan selama ini. Sudah dewasakah kita, Ketika saudara bersalah bukan mencarikan solusi, malahan turut memperkerut suasana, kompor sini dan kompor sana. dalam keadaan sadar dia mengumbarkan aib saudaranya sendiri. seperti orang yang turun konser, menyanyi dengan gembiranya sedangkan dia tidak tahu bahwa  ditegah-tengah penonton ada yang mati karena sesak dan terinjak-injak oleh teman-temannya. Maukah kalian memakan bangkai saudara kalian sendiri, itulah pertanyaan yang harus dijawab oleh kita, yang selalu menceritakan aib saudara kita sendiri.
Kirain  sudah dewasa, ternyata masih anak-anak. Bagiman tidak, melihat saudaranya yang bisa dikatakan sudah lama di kampus atau sudah menyelesaikan studi ikut bergabung kembali untuk meringankan beban dakwah, bukannya senang dan merangkulnya…. ehhhh malah marah dan kecewa dengan tidak jelasnya dan dijadikan beban dakwah…. Alasannya…kalian sudah kadar luasalah, tidak pantas lagi ikut di dakwah inilah, seolah-olah kitalah yang paling suci dibandingkan mereka. Rasulullah Muhammad SAW saja ketika menolak dan bermuka masam kepada Kaab Bin Malik yang ingin ikut menyiarkan islam, ALLAH SWT menegurnya dengan sangat kerasnya, apalagi kita hanya manusia biasa…
Kirain saya sudah dewasa, ternyata masih anak-anak. Bagaimana tidak, Ketika pendapatnya tidak diterima kita kecewa, dan dengan mulut yang berbusa-busa berusaha mempengaruhi orang lain untuk mendukung kemauannya. Bukannya mendukung kesepakatan yang sudah ada, malahan menjatuhkan kembali pendapat itu,  seolah-olah dirikitalah yang paling benar…! Aneh Kuat! Jangan sampai kita seperti pasukan panah di bukit uhud, yang gara-gara keserakahan sehingga merubah nasib Rasul dan parasahabat menjadi di ujung tanduk.
Kirain  sudah dewasa, ternyata masih anak-anak. Bagaimana tidak, Ketika amanah diberikan kepadanya, dia berkoar-koar dengan begitu luarbiasanya. “Saya akan melasanakan ini dengan sebaik-baiknya, saya akan menjadi garda terdepan ketika  dakwah kita ini mendapat masalah, saya akan siap mengawalnya” Ternyata itu hanya sandiwara dalam dakwah. Aneh juga yah, kirain sandiwara itu hanya ada di dunia maya, eh ternyata dunia dakwah pun ada. Hanya karena dengan godaan harta dan jabatan yang lebih strategis, rela menyianyiakan amanah yang sudah dipercayakan kepadanya. Cocoknya jadi artis saja, jangan jadi aktifis dakwah!
Kirain  sudah dewasa, ternyata masih anak-anak. Bagaimana tidak, Murobi yang pertamakali mengajak dia Mentoring untuk lebih mendekatkan diri kepada ALLAH SWT, begitu mudah dia lupakan karena punya murobi baru, yang anehnya lagi, ko bisa ya jengkel sama murobi lamanya, dan tidak jarang pula menceritakan aib murobinya itu sendiri. Dasar kacang lupa kulitnya,!! Hmmmm… walapun murobi kita tidak pernah mengharap sesuatu kepada kita, tapi setidaknya kitalah yang akan selalu mengharumkan namanya, bukan malah mencaci dan memakinya. Seperti pepatah mengatakan panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari. Sungguh Aneh Ya Robb…
Kirain  sudah dewasa, ternyata masih anak-anak. Bagaimana tidak, sediki-sediki ingin pindah Murobi, tidak mau ikut LIQOlah, ingin pindah wajihah lain lah.., gara-gara tidak srek dengan saudaranya lah, gara-gara kecewa sama ini sama itu lah, wajihah lain tidak ada masalah seperti disinilah, atau pemahaman merekalah yang lebih benarlah… seolah-olah kitalah yang paling pintar dibanding para ulama-ulama besar dunia dan para asabiqunal awalun kita…
Ikhwatifillah…!!
Terlalu banyak permasalahn dalam dakwah ini..! kalau kita masih terus besifat seperti anak-anak, kapan masalah-masalah kita ini akan selesai..?
Memang masalah itu tidak akan pernah habis datang kepada kita, namun seharusnya masalah-maslah seperti diatas tidak aka lagi muncul dipermukaan, masih banyak masalah-masalah lain yang lebih besar yang harus diperhatikan.!
Tidakkah kita merasa sedih, dengan kemaksiatan-kemaksiatan disekitar kita. Seorang muslim dengan tidak ada rasa malu dan tidak merasa bersalah ketika meninggalkan sholat dan berzinah dimuka umum. Tidakkah kita merasa sedih begitu banyaknya musibah yang silih berganti, menghantam negeri ini. Banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, tsunami, serangan serangga dan masih banyak lagi yang lainnya yang semakin hari semakin melunturkan dan merusak ekosistem kita...!
Jika hanya permasalahan kecil saja kita tidak mampu mengatasinya, baru kapan permasalahan-permasalahn besar akan kita  selesaikan…
Ikhwatifillah..!
HARAPAN ITU MASIH ADA!
ALLAHU AKBARU!
ALLAHU AKBARU!

1 komentar: